Pernah nggak sih kamu bayangin, beberapa tahun ke depan kita masih bakal pegang uang kertas dan koin, atau semuanya bakal serba digital? Nah, pertanyaan ini jadi pembuka buat kita mengenal konsep “uang masa depan” dan fungsinya sebagai metode pembayaran.
Secara singkat, uang masa depan adalah segala bentuk alat tukar yang akan digunakan di masa mendatang, dan bentuknya nggak melulu kertas atau koin. Bisa jadi uang yang kamu pakai nanti:
Kenapa Topik Ini Jadi Ramai?
Karena perkembangan teknologi keuangan (fintech) dan digitalisasi makin cepat. Banyak negara dan perusahaan sekarang berlomba bikin sistem metode pembayaran yang lebih praktis, aman, dan efisien. Jadi wajar kalau pembahasan tentang “uang masa depan” makin sering muncul.
Sebelum kita membahas soal uang masa depan, yuk lihat dulu perjalanan panjang uang dari masa ke masa. Ternyata, sistem keuangan yang kita kenal sekarang sudah mengalami banyak perubahan besar!
Pada zaman dulu, manusia belum mengenal uang. Jadi, satu-satunya cara untuk mendapatkan barang atau jasa adalah dengan barter, alias tukar-menukar. Contohnya: Seorang petani menukar beras dengan ikan dari nelayan. Tukang kayu menukar kursi buatannya dengan sayuran. Masalahnya: Barter itu ribet. Harus cari orang yang butuh barang kita dan punya barang yang kita butuhkan. Nilai tukarnya juga nggak jelas. Misalnya, berapa karung beras yang setara dengan seekor kambing?
Karena barter terlalu merepotkan, masyarakat mulai pakai barang bernilai tinggi sebagai alat tukar. Inilah yang disebut uang komoditas. Contoh barang yang dijadikan uang:
Kelebihannya, lebih diterima oleh banyak orang dan nilainya lebih stabil dibanding sistem barter.
Seiring perkembangan zaman, orang mulai mencetak uang logam, lalu disusul dengan uang kertas. Uang logam pertama kali digunakan oleh bangsa Lydia (sekarang Turki) sekitar 600 SM. Uang kertas mulai populer di Tiongkok pada abad ke-7, lalu menyebar ke dunia Barat. Uang ini dikeluarkan dan dijamin nilainya oleh pemerintah atau bank sentral, jadi lebih dipercaya oleh masyarakat.
Masuk ke era modern, muncul inovasi baru: uang digital. Artinya, uang tetap ada, tapi nggak perlu dalam bentuk fisik. Contohnya: Mobile banking, E-wallet dan QRIS. Kini, banyak orang hampir nggak pernah pegang uang tunai lagi, apalagi setelah pandemi mendorong transaksi non-tunai jadi lebih umum.
5. Era Uang Masa Depan: Teknologi Bawa Perubahan Baru
Kita sekarang memasuki babak baru dalam sejarah uang, di mana teknologi seperti blockchain dan AI mulai memengaruhi sistem keuangan global. Bentuk uang masa depan yang mulai dikenal:
Yuk, kenalan sama beberapa bentuk uang yang diprediksi bakal populer di masa depan:
Contoh: Bitcoin, Ethereum, dll. Ini adalah mata uang digital yang menggunakan teknologi blockchain dan bersifat terdesentralisasi (tidak diatur oleh satu lembaga seperti bank sentral). Bisa digunakan untuk transaksi online dan volatilitasnya tinggi, tapi makin banyak digunakan dan diakui.
Contoh: e-CNY dari China, dan rencana e-Rupiah dari Bank Indonesia. CBDC adalah versi digital dari uang resmi suatu negara, yang dikeluarkan dan diawasi oleh bank sentral. Nilainya stabil, seperti uang kertas biasa, lebih aman karena resmi dari pemerintah dan bisa mempermudah transaksi antarnegara di masa depan.
Contoh: token digital di aplikasi, atau bahkan item dalam game yang bisa ditukar dengan uang nyata. Kalau dulu cuma mainan, sekarang barang digital juga bisa punya nilai ekonomi. Semakin banyak platform yang mendukung ekonomi digital dan bisa dijual, ditukar, atau bahkan diinvestasikan.
Kalau sekarang kita masih sering pegang uang kertas atau koin, di masa depan hal itu mungkin makin jarang. Uang masa depan bentuknya digital, artinya:
Contoh: Saldo di GoPay atau DANA itu sudah termasuk bentuk awal dari uang digital.
Transaksi pakai uang masa depan bisa dilakukan dengan hitungan detik, hanya lewat:
Nggak perlu lagi:
Contoh: Bayar makanan di kafe cukup scan QRIS, langsung terbayar.
Beberapa bentuk uang masa depan (seperti cryptocurrency) menggunakan blockchain, yaitu sistem pencatatan digital yang:
Artinya, uangmu nggak gampang dicuri dan transaksi lebih bisa dipercaya.
Uang masa depan nggak cuma bisa dipakai buat beli barang, tapi juga bisa digunakan di:
Contoh: Kamu bisa pakai crypto untuk beli NFT di platform digital, atau pakai token digital untuk akses konser virtual di metaverse.
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia semakin cepat bergerak menuju sistem keuangan digital. Tapi kenapa bisa begitu? Ini beberapa alasan utamanya:
Walaupun menjanjikan, peralihan ke uang masa depan juga punya beberapa tantangan besar:
FINETIKS hadir sebagai aplikasi pintar yang bantu kamu lebih siap menghadapi era keuangan digital. Bukan cuma catat pengeluaran, tapi juga bantu kamu:
Dengan FINETIKS, kamu nggak cuma ikut tren, tapi jadi pengatur keuangan yang cerdas dan siap menghadapi masa depan. Download gratis di App Store dan Google Play sekarang!