perbedaan investasi saham, emas, dan properti

Jangan Bingung! Ini Perbedaan Investasi Saham, Emas, dan Properti

Karin Hidayat
Karin Hidayat
April 25, 2025
Jangan Bingung! Ini Perbedaan Investasi Saham, Emas, dan Properti

Buat kamu yang baru mulai belajar investasi, wajar banget kalau merasa bingung milih: “Saham, emas, atau properti, yang paling cocok buat aku yang mana ya?”

Tenang, kamu nggak sendirian. Tiga jenis investasi ini memang populer banget karena dianggap bisa membantu meningkatkan kekayaan. Tapi masing-masing punya karakter, kelebihan, dan risiko yang berbeda-beda. Supaya kamu nggak salah ambil langkah, yuk kita bedah satu per satu dengan bahasa yang santai dan gampang dimengerti!

Kenapa Kita Perlu Investasi?

Sebelum milih jenis investasinya, penting banget buat ngerti tujuan utama investasi. Investasi itu kayak "menanam benih" uang yang kamu punya sekarang supaya bisa tumbuh di masa depan. Bukan cuma buat orang kaya atau yang punya penghasilan besar, tapi buat siapa aja yang mau:

  • Punya dana pensiun di masa tua
  • Menyediakan biaya sekolah anak tanpa pusing
  • Beli rumah impian tanpa ngutang berlebihan
  • Traveling santai tanpa rasa bersalah karena keuangan aman

Dengan investasi, kamu bisa membangun masa depan finansial yang lebih stabil. Tapi ingat: nggak semua jenis investasi cocok buat semua orang. Makanya penting untuk pahami karakter dan gaya hidup kamu dulu, baru pilih jenis investasinya.

Investasi Saham

Apa itu? Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Kalau kamu beli saham, berarti kamu punya “sebagian kecil” dari perusahaan tersebut.

Kelebihan:

  • Potensi keuntungan tinggi: Kamu bisa dapat untung dari kenaikan harga saham (capital gain) atau pembagian dividen dari keuntungan perusahaan.
  • Modal awal relatif kecil: Bisa mulai dari ratusan ribu rupiah saja lewat aplikasi sekuritas.
  • Likuid: Bisa dijual kapan saja saat pasar buka.
  • Mudah diakses: Bisa beli dan jual lewat aplikasi online.

Risiko:

  • Harga saham bisa naik-turun drastis: Terpengaruh kondisi ekonomi, politik, hingga sentimen pasar.
  • Butuh pengetahuan dan waktu: Harus sering belajar, baca laporan keuangan, dan mengikuti berita ekonomi.
  • Bisa rugi total: Kalau perusahaan bangkrut, nilai saham bisa anjlok drastis.

Cocok untuk kamu yang siap belajar dan berani ambil risiko serta buat tujuan jangka panjang seperti pensiun atau dana pendidikan.

Investasi Emas

Apa itu? Emas adalah logam mulia yang punya nilai stabil dan sering dianggap "safe haven" alias tempat aman saat kondisi ekonomi nggak pasti.

Kelebihan:

  • Nilainya cenderung stabil: Cocok untuk menjaga nilai uang dari inflasi.
  • Bisa dibeli dalam bentuk fisik atau digital: Misalnya emas batangan, perhiasan, atau lewat aplikasi e-emas.
  • Likuid dan mudah dijual kembali: Banyak toko emas atau platform yang menerima jual beli emas.
  • Risiko lebih rendah dibanding saham: Harga cenderung naik dalam jangka panjang.

Risiko:

  • Keuntungan tidak terlalu besar: Kurang cocok untuk cari cuan besar dalam waktu cepat.
  • Butuh tempat penyimpanan aman: Kalau emas fisik, perlu disimpan di brankas atau safe deposit box.
  • Ada selisih jual dan beli (spread): Beli lebih mahal, jual lebih murah, jadi nggak bisa langsung untung.

Cocok untuk kamu yang ingin investasi aman dan jangka panjang. Cocok juga untuk pemula yang belum siap ambil risiko tinggi.

Investasi Properti

Apa itu? Properti adalah aset fisik seperti tanah, rumah, apartemen, atau ruko yang bisa dibeli dan disewakan atau dijual kembali.

Kelebihan:

  • Nilainya cenderung naik dari waktu ke waktu: Apalagi di lokasi strategis.
  • Bisa menghasilkan pemasukan rutin: Lewat sewa atau kontrak.
  • Aset nyata: Bisa digunakan sendiri atau diwariskan.
  • Tahan inflasi: Harga properti biasanya ikut naik saat inflasi naik.

Risiko:

  • Modal awal besar: Butuh ratusan juta hingga miliaran rupiah.
  • Likuiditas rendah: Susah jual cepat, apalagi di pasar lesu.
  • Biaya tambahan: Pajak, perawatan, renovasi, dan risiko penyewa nakal.
  • Terpengaruh kondisi lokasi: Nilai bisa turun kalau lingkungan sekitar tidak berkembang.

Cocok untuk kamu yang sudah punya dana besar dan siap berinvestasi jangka panjang. Cocok untuk diversifikasi aset dan passive income dari sewa.

Pilah-pilih Investasi yang Sesuai Tujuan dan Kemampuan

  1. Modal Awal. 

Tiap jenis investasi punya kebutuhan modal awal yang berbeda-beda.

  • Saham adalah salah satu yang paling terjangkau. Kamu bisa mulai investasi saham hanya dengan ratusan ribu rupiah lewat aplikasi sekuritas yang terdaftar. Cocok buat kamu yang baru mulai belajar investasi dengan dana terbatas.
  • Emas butuh modal sedikit lebih tinggi dibanding saham, apalagi jika kamu beli emas fisik seperti logam mulia. Tapi sekarang banyak aplikasi yang memungkinkan kamu beli emas mulai dari 0,01 gram, jadi tetap fleksibel.
  • Properti butuh modal paling besar. Untuk membeli rumah, apartemen, atau tanah, biasanya kamu perlu dana ratusan juta hingga miliaran rupiah. Bahkan jika pakai KPR, kamu tetap butuh uang muka dan biaya tambahan lainnya.
  1. Risiko. 

Setiap investasi punya tingkat risiko yang harus kamu pahami:

  • Saham punya risiko paling tinggi karena harganya sangat fluktuatif. Harga bisa naik tinggi tapi juga bisa turun drastis dalam waktu singkat. Jadi cocok untuk kamu yang berani ambil risiko dan aktif memantau pasar.
  • Emas termasuk investasi yang risikonya rendah. Harganya memang naik-turun, tapi cenderung stabil dan aman dalam jangka panjang, terutama saat kondisi ekonomi sedang nggak pasti.
  • Properti berada di tengah-tengah. Nilai properti bisa naik tajam, tapi juga bisa stagnan atau bahkan turun, tergantung lokasi dan kondisi ekonomi. Risiko bisa muncul dari kerusakan, penyewa bermasalah, atau sulitnya menjual kembali.
  1. Likuiditas (Kemudahan Dicairkan). 

Likuiditas artinya seberapa cepat dan mudah investasi itu bisa dicairkan jadi uang tunai.

  • Saham sangat likuid. Kamu bisa jual kapan pun selama jam bursa, dan dana biasanya cair dalam beberapa hari.
  • Emas juga cukup likuid. Kamu bisa jual ke toko emas, pegadaian, atau lewat aplikasi digital kapan saja.
  • Properti punya likuiditas paling rendah. Menjual rumah atau tanah butuh waktu lama, bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, apalagi kalau pasarnya sedang lesu.
  1. Potensi Keuntungan. 

Berapa besar potensi cuan dari tiap jenis investasi?

  • Saham menawarkan potensi keuntungan yang besar, baik dari capital gain (kenaikan harga) maupun dividen. Tapi tentu sebanding dengan risikonya yang juga tinggi.
  • Emas lebih stabil, tapi keuntungannya relatif kecil jika dibandingkan saham. Emas lebih cocok untuk menjaga nilai uang dalam jangka panjang, bukan untuk cari untung cepat.
  • Properti bisa memberikan keuntungan besar, terutama jika kamu beli di lokasi strategis. Kamu juga bisa dapat pendapatan pasif dari sewa. Tapi keuntungannya biasanya terasa dalam jangka panjang.
  1. Jangka Waktu Ideal. 

Setiap investasi punya waktu ideal untuk hasil maksimal.

  • Saham cocok untuk jangka menengah hingga panjang (3-10 tahun), tergantung tujuan keuangan dan strategi kamu.
  • Emas lebih pas untuk jangka panjang (di atas 5 tahun), karena nilainya cenderung naik perlahan.
  • Properti adalah investasi jangka panjang. Untuk balik modal dari sewa atau kenaikan nilai jual, kamu perlu waktu bertahun-tahun.
  1. Cocok untuk Siapa?

Pemilihan jenis investasi sebaiknya disesuaikan dengan karakter kamu:

  • Saham cocok untuk kamu yang aktif, mau belajar, dan siap menghadapi naik-turunnya pasar.
  • Emas cocok untuk pemula atau orang yang konservatif dan ingin investasi yang lebih aman.
  • Properti cocok untuk kamu yang punya dana besar dan siap berkomitmen jangka panjang, atau ingin diversifikasi aset secara fisik.

Bagaimana Cara Menentukan Pilihan Investasi?

Setelah tahu perbedaan dasar antara saham, emas, dan properti, pertanyaan selanjutnya adalah: “Mana yang paling cocok buat aku?” Jawabannya nggak satu ukuran untuk semua, karena pilihan investasi sangat tergantung pada kondisi dan tujuan pribadi masing-masing orang. Nah, berikut ini panduan praktis dan rinci agar kamu bisa menentukan pilihan investasi dengan lebih percaya diri. 

  1. Kenali Tujuan Keuanganmu

Sebelum memilih produk investasi, kamu harus tahu dulu apa yang ingin kamu capai.

  • Ingin hasil cepat dan siap ambil risiko? Saham bisa jadi pilihan. Saham cocok untuk kamu yang ingin pertumbuhan dana dalam jangka menengah hingga panjang dan sanggup menghadapi fluktuasi harga. Cocok juga kalau kamu ingin keuntungan tinggi dalam waktu relatif singkat, meskipun risikonya juga besar.
  • Ingin simpanan aman dan stabil? Emas lebih cocok. Emas dikenal sebagai “safe haven” karena nilainya cenderung stabil dan tidak tergerus inflasi. Cocok untuk tujuan seperti dana darurat, simpanan jangka panjang, atau tabungan masa depan anak.
  • Punya rencana besar dalam jangka panjang? Properti bisa jadi jawaban. Kalau kamu berencana investasi jangka panjang seperti rumah pensiun atau warisan, properti bisa memberikan nilai tambah melalui kenaikan harga dan pendapatan sewa.
  1. Sesuaikan dengan Kondisi Keuangan

Pilihan investasi yang ideal juga harus masuk akal dengan keuangan kamu saat ini.

  • Modal masih terbatas? Mulailah dari saham atau emas. Kamu bisa beli saham mulai dari Rp100 ribuan atau emas digital mulai dari 0,01 gram. Keduanya sangat ramah buat pemula dan bisa dicicil sedikit demi sedikit.
  • Punya dana besar tapi belum siap biaya tambahan? Hati-hati dengan properti. Beli rumah atau tanah nggak cuma soal harga beli, tapi juga biaya-biaya tambahan seperti pajak, notaris, perawatan, dan kemungkinan properti kosong (tidak disewa). Jangan sampai kamu “terjebak” dengan aset yang membebani cash flow. 

Sebelum berinvestasi, pastikan kamu sudah punya dana darurat dan tidak memakai uang kebutuhan pokok untuk modal investasi.

  1. Coba Diversifikasi Investasi

Kamu nggak harus memilih satu jenis investasi saja. Bahkan, para ahli keuangan menyarankan untuk diversifikasi, yaitu membagi dana investasi ke beberapa instrumen sekaligus. Misalnya: 50% kamu simpan dalam emas (aman), 30% di saham (potensi cuan tinggi), dan 20% di properti (aset jangka panjang).

Dengan strategi ini, kamu bisa mengurangi risiko karena kalau salah satu jenis investasi turun nilainya, yang lain bisa tetap stabil atau naik. Diversifikasi juga membuat portofolio kamu lebih seimbang dan tahan banting dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Gunakan rasio diversifikasi berdasarkan profil risiko kamu. Kalau kamu konservatif, bisa lebih banyak di emas dan properti. Kalau agresif, bisa lebih banyak di saham.

Jangan tergiur hanya karena satu jenis investasi lagi ramai dibicarakan. Yang paling penting adalah kamu paham produk investasinya, kamu nyaman dan siap dengan risikonya dan investasi tersebut mendukung tujuan keuanganmu. Jangan lupa untuk selalu pantau keuangan kamu pakai aplikasi FINETIKS. Download gratis di App Store dan Google Play sekarang!

Finetiks blog mascot
Need help to stay in control of your expenses? Let's check out our free financial planning app, FINETIKS. Discover the best way to track all your expenses and savings in one place!

Subscribe to the FINETIKS newsletter now and receive notifications for every new financial inspiration!
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Trending Articles