Kamu pernah kepikiran sama orang Indonesia yang punya julukan sultan? Berapa sih penghasilan mereka sehingga bisa flexing dan healing terus-terusan? Ternyata guys, para sultan tersebut sangat memperhatikan manajemen keuangan secara ketat lho. Mereka enggak asal-asalan saat mengeluarkan uang. Nah, hal tersebut membuat aset harta terus bertambah setiap tahun.
Gemes nggak sih ketika kamu hidup dalam era sosial media yang identik dengan postingan "You Only Live Once" (YOLO) dan "Fear of Missing Out" (FOMO). Nah, hal-hal seperti ini justru berbahaya buat gen z yang getol banget sama pola hidup konsumtif. Di titik ini, kamu harus berani memulai dan mencoba membuat manajemen keuangan sendiri.
Kenapa harus? Soalnya nih, kamu harus mulai pikirkan dan pertimbangkan dampak finansial buat jangka panjang. Khawatirnya, hal ini dapat berdampak negatif pada stabilitas keuangan gen z di masa depan kalau nggak punya manajemen keuangan yang bagus.
Misalnya, kamu pengen banget beli barang-barang mewah, liburan mahal, atau hiburan yang enggak terjangkau, akibat tren FOMO. Nah, hanya karena takut ketinggalan atau merasa inferior kalau nggak ikutan, akhirnya malah bikin gen Z dan milenial terjerat pola konsumsi di luar kemampuan keuangan. Bahaya kan?
Yang harus kamu catat, kadar hidup ala sultan setiap orang berbeda-beda ya! Namun yang harus diingat, ada beberapa tips manajemen keuangan yang bisa kamu lakukan saat ini juga, kalau kamu nggak mau keuanganmu boncos terus-menerus.
Pertama, kamu harus mulai menyisihkan pendapatan atau penghasilan untuk membangun keuangan yang sehat. Misalnya, untuk kecukupan dana darurat atau emergency fund, mengantisipasi kebutuhan hari depan seperti pembelian rumah, dana pensiun, sekolah anak dan seterusnya.
Yang harus diingat, ketika kamu membangun dana darurat, pilihlah beberapa instrumen tabungan bergerak deposito, reksa dana pasar uang, dan lain sebagainya. Kalau kamu ingin mengantisipasi kebutuhan jangka panjang, kamu bisa pilih instrumen investasi seperti reksa dana atau saham.
Salah satu manajemen keuangan yang bisa kamu coba adalah investasi. Soalnya, karakter gen z dan milenial yang digital savvy dan suka hasil instan, cocok banget berinvestasi di instrumen berisiko tinggi yang didukung kecanggihan teknologi. Misalnya, memutar uang di aplikasi peer-to-peer lending (P2P lending) atau investasi saham melalui gadget ketimbang berinvestasi di produk yang risikonya relatif rendah seperti deposito atau emas.
Investasi tersebut juga menyesuaikan dengan kemampuan, kebututah, dan tujuan keuangan kamu ya. Misalnya, kalau kamu mau investasi jangka pendek di bawah tiga tahun, kamu bisa memilih reksa dana pendapatan tetap. Kalau mau mencoba investasi jangka panjang, kamu bisa memilih reksa dana saham atau campuran. Jangan lupa mendiversifikasi atau membuat keberagaman portofolio di berbagai keranjang investasi supaya risiko kerugiannya bisa ditekan. Sayang kan kalau malah rugi!
Baca juga: Investasi Adalah Kunci Kebebasan Finansial! Cuma Buat Si Berani dan Bijak
Sebenarnya enggak susah kan membuat manajemen keuangan. Yang penting kamu harus berani memulai dan jangan takut kalau kamu ketinggalan tren YOLO dan FOMO.