Sering khawatir sama keamanan data dan informasi pribadi? Untungnya ada enkripsi data AES-256 sekelas bank yang bisa menjaga keamanan dan kerahasiaan data serta informasi pribadi.
Biarpun awalnya hanya digunakan sebagai alternatif dari standar enkripsi DES yang rentan serangan brute-force, enkripsi AES ternyata dipilih oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menjaga kerahasiaan data karena tingkat keamanan yang cukup tinggi. Penasaran? Yuk, telusuri enkripsi AES berikut ini.
Enkripsi AES-256 atau Advanced Encryption Standard adalah alat yang dipilih pemerintah Amerika Serikat untuk menjaga data rahasia. Dibangun tahun 1997 oleh Badan Standar dan Teknologi Nasional (NIST), AES awalnya hanya standar alternatif untuk Data Encryption Standard (DES) yang rentan terhadap serangan brute-force.
Sejak AES disetujui oleh Badan Keamanan Nasional (NSA) untuk melindungi informasi rahasia pemerintah, enkripsi AES berubah dari standar alternatif menjadi suatu standar enkripsi informasi. ‘Kok bisa berubah dari alternatif menjadi standar ya, apa benar enkripsi AES-256 seaman itu?
Sudah dipakai selama puluhan tahun, algoritma enkripsi AES-256 digunakan oleh pemerintah, bisnis, bahkan militer karena memiliki tingkat keamanan yang tinggi, atau bahkan paling aman untuk saat ini.
Punya kunci terpanjang dengan tingkat enkripsi paling kuat, peretas perlu mencoba setidaknya 2^256 kombinasi untuk meretas kunci 256 bit dengan angka hingga total 78 digit. Dengan 14 putaran enkripsi, AES-256 punya tingkat keamanan setara bank dan lembaga keuangan yang hampir enggak bisa dibobol biarpun pakai komputasi dan algoritma canggih.
Gak heran ya lembaga Amerika Serikat menggunakan enkripsi AES-256 karena tingkat keamanan yang ketat terutama untuk menjaga data dan informasi pribadi yang sensitif. Terus, gimana enkripsi AES-256 bekerja? Yuk, kita cari tau dipenjelasan di bawah!
Enkripsi AES-256 bekerja dengan lebih cepat dan efisien dalam mengolah data karena daya komputasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan algoritma kunci asimetris. Dengan cipher kunci simetris, AES menggunakan kunci rahasia yang sama untuk enkripsi dan dekripsi.
Berikut adalah 7 cara kerja enkripsi AES-256 dalam memproses, mengganti, melakukan transposisi, dan mencampur teks biasa menjadi teks sandi:
Pertama, enkripsi AES-256 akan bekerja dengan cara membagi informasi ke dalam blok-blok 128 bit yang disusun menjadi kolom 4x4 dengan masing-masing berisi 16 byte.
Kedua, enkripsi AES-256 kemudian akan membuat kunci putaran dari kunci awal. Di tahap ini, pembuatan kunci putaran dari kunci awal menggunakan jadwal kunci Rijndael.
Cara kerja enkripsi AES-256 yang berikutnya adalah menambahkan kunci putaran. Kunci putaran awal ditambahkan ke setiap blok data yang telah dibagi menjadi blok-blok 4x4 sesuai algoritma AES.
Setelah menambahkan kunci putaran di tahap ketiga, enkripsi AES-256 akan melakukan substitusi byte. Setiap byte data akan diganti dengan byte lain sesuai dengan tabel substitusi yang ditetapkan.
Setelah melakukan substitusi byte, algoritma AES akan menggeser baris dari array 4x4 dengan aturan tertentu seperti byte baris kedua digeser satu ruang ke kiri, baris ketiga digeser dua ruang.
Cara kerja enkripsi AES-256 berikutnya adalah melakukan pencampuran kolom. Algoritma AES akan mencampur kolom-kolom array data 4x4 menggunakan matriks yang telah ditetapkan sebelumnya.
Cara kerja enkripsi AES-256 yang terakhir adalah menambahkan kunci putaran lainnya. Di tahap ini akan terjadi pengulangan langkah 2-6 dengan menambahkan kunci putaran tambahan.
Dengan 7 cara kerja di atas, enkripsi AES-256 menjamin proses pertukaran data yang aman. Lalu, apakah enkripsi AES-256 bisa dibobol oleh peretas? Mari kita simak fakta peretasan enkripsi AES-256 di bawah ini.
Sistem enkripsi AES-256 yang dikonfigurasi dan diimplementasi dengan benar hampir enggak bisa dibobol dengan metode brute-force dan bebas dari serangan sampingan. Menurut para ahli keamanan siber, kunci DES 56-bit bisa diretas dalam waktu kurang dari satu hari sedangkan AES-256 butuh jutaan sampai miliaran tahun.
Risiko utama serangan terdapat pada serangan sampingan seperti sinyal elektromagnetik, informasi waktu, konsumsi daya, ataupun suara, soalnya cipher AES tergolong sangat aman. Makanya FINETIKS memastikan adanya pendekatan risiko siber, keamanan, dan pertahanan secara menyeluruh.
FINETIKS menggunakan otentikasi multi-faktor, mengaktifkan verifikasi, dan selalu meningkatkan integrasi. Selain itu, FINETIKS juga sudah menerima sertifikasi ISO27001.
Jadi, kamu enggak perlu khawatir catat dan kelola keuangan bareng aplikasi FINETIKS. Kamu bisa langsung mendownload aplikasi FINETIKS sekarang melalui Google Play ataupun App Store untuk kemudahan atur dan kelola keuangan!
Fun fact buat FinTERZ, enkripsi AES-256 tentu sudah dipakai oleh banyak lembaga dan berbagai industri besar. Berikut adalah daftar-daftar industri, perusahaan, dan lembaga yang mengimplementasikan enkripsi AES-256 untuk menjaga keamanan data:
Selain beberapa badan lembaga dan perusahaan di atas, pesan WhatsApp dan semua data yang disimpan di Google Cloud juga dienkripsi menggunakan standar AES-256. Jadi, sudah banyak ya perangkat, aplikasi, dan jaringan yang menggunakan enkripsi AES-256 untuk menjaga keamanan dan melindungi data dari peretasan.